Perlukah Mahasiswa S1 Informatika Mempelajari Al-Qur’an?
Dalam era digital yang serba cepat seperti sekarang, mahasiswa Informatika sering kali fokus pada pemrograman, algoritma, kecerdasan buatan, dan teknologi terkini. Namun, di tengah kesibukan mempelajari logika dan kode, muncul pertanyaan penting: perlukah mahasiswa S1 Informatika mempelajari Al-Qur’an? Jawabannya adalah sangat perlu. Al-Qur’an bukan hanya kitab suci bagi umat Islam, tetapi juga sumber nilai, etika, dan inspirasi yang relevan dengan kehidupan modern, termasuk dunia teknologi.
Pertama, Al-Qur’an mengajarkan nilai moral dan etika yang sangat penting dalam pengembangan teknologi. Mahasiswa Informatika nantinya akan menjadi pengembang sistem, pembuat aplikasi, atau bahkan ilmuwan data yang mengolah informasi sensitif. Dalam posisi tersebut, kejujuran, tanggung jawab, dan integritas menjadi hal utama. Al-Qur’an menuntun manusia untuk selalu berbuat baik dan menghindari kerusakan di muka bumi (QS. Al-Baqarah: 11).
Surat Al-Baqarah Ayat 11
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا تُفْسِدُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ قَالُوٓا۟ إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُونَ
Arab-Latin: Wa iżā qīla lahum lā tufsidụ fil arḍi qālū innamā naḥnu muṣliḥụn
Artinya: Dan bila dikatakan kepada mereka: "Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi". Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan".
Prinsip ini sejalan dengan etika profesional di bidang teknologi, misalnya tidak membuat sistem yang merugikan orang lain atau menyebarkan hoaks melalui media digital.
Kedua, Al-Qur’an menumbuhkan pola pikir ilmiah dan rasa ingin tahu. Banyak ayat Al-Qur’an yang mendorong manusia untuk berpikir, meneliti, dan menggali ilmu. Misalnya dalam (QS. Al-‘Alaq ayat 1–5,)
Surat al-Alaq Ayat 1-5Allah memerintahkan manusia untuk membaca dan belajar. Spirit “iqra’” ini menjadi landasan utama bagi mahasiswa Informatika dalam mengejar ilmu pengetahuan dan inovasi. Dengan memahami nilai-nilai tersebut, mahasiswa tidak hanya menjadi ahli teknologi, tetapi juga insan yang berilmu dan beriman.
Ketiga, Al-Qur’an membantu mahasiswa menjaga keseimbangan antara akal dan hati. Dunia informatika sering menuntut kerja keras, logika tinggi, dan berpikir rasional. Tanpa keseimbangan spiritual, seseorang bisa mudah stres, kehilangan arah, bahkan menyalahgunakan teknologi. Melalui pembelajaran Al-Qur’an, mahasiswa diajarkan untuk tetap tenang, sabar, dan bersyukur. Nilai-nilai spiritual ini menjadi penyeimbang di tengah kerasnya dunia akademik dan kompetisi teknologi global.
Selain itu, Al-Qur’an juga relevan dengan perkembangan teknologi modern. Banyak ilmuwan Muslim klasik seperti Al-Khawarizmi (pencipta konsep algoritma) yang berinspirasi dari ajaran Islam untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Semangat integrasi antara agama dan sains ini seharusnya terus diwariskan. Dengan memahami Al-Qur’an, mahasiswa Informatika dapat melihat bahwa kemajuan teknologi bukan untuk menggantikan peran manusia, melainkan untuk memperkuat nilai-nilai kemanusiaan dan kebaikan.
Akhirnya, mempelajari Al-Qur’an bagi mahasiswa Informatika bukan sekadar kewajiban religius, melainkan kebutuhan moral dan intelektual. Di tengah tantangan seperti penyalahgunaan data, kecerdasan buatan tanpa etika, dan cyber crime, Al-Qur’an bisa menjadi kompas spiritual yang menjaga agar teknologi tetap berpihak pada kemaslahatan umat manusia.
Dengan demikian, mempelajari Al-Qur’an bagi mahasiswa S1 Informatika adalah hal yang sangat penting. Ia bukan sekadar pelajaran agama, melainkan fondasi nilai, sumber inspirasi ilmiah, dan panduan moral untuk menghadirkan teknologi yang bermanfaat dan beretika.

Komentar
Posting Komentar